Rabu, 06 Agustus 2014

PENANGGULANGAN DIARE


PENANGGULANGAN DIARE
A.           DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/24 jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980) Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Diare terbagi 2 macam, yaitu :
§    Diare Akut : diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam atau hari dan berlangsung kurang dari 14 hari.
§      Diare Kronik : diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih namun tidak terus menerus dan dapat disertai penyakit lain,  serta dengan kehilangan BB atau BB tidak bertambah selama masa diare tersebut.

B.            PENYEBAB DIARE
Penyebab timbulnya diare adalah gangguan makanan yang tidak dapat diserap dan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Akibat dari diare adalah kehilangan air dan elektrolit yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
Penyebab diare juga adalah infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus. Akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan Diare.
        Selain infeksi, diare juga bisa disebabkan karena comperastaltik usus halus, yaitu gangguan yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalu asam.
Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan. Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti : Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor, Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar, Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
Diare juga dapat terjadi karena gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, dan alergi.

C.            TANDA DAN GEJALA
Adapun tanda atau gejala diare antara lain :
Ø  Buang air besar lebih dari 3 kali sehari.
Ø  Tinja encer/cair, bercampur lendir/darah.
Ø  Anak cengeng, gelisah, mual dan muntah.
Ø  Suhu tubuh biasanya meningkat.
Ø  Nafsu makan berkurang/tidak ada.
Ø  Berat badan turun.
Ø  Kelopak mata cekung.
Ø  Badan lemah. Kencing sedikit. Kulit teraba dingin.

Jika sudah mengetahui Gejala Diare, maka manfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat misalnya : puskesmas, Pustu, dan posyandu untuk memperoleh pelayan kesehatan.

D.           FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE
§             Umur
Kebanyakan episode diare terjadi pada dua tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi pada golongan umur 6-11 bulan, pada masa diberikan makanan pendamping. Hal ini karena belum terbentuknya kekebalan alami dari anak pada umur di bawah 24 bulan.
§             Jenis Kelamin
Resiko kesakitan diare pada golongan perempuan lebih rendah daripada laki-laki karena aktivitas anak laki-laki dengan lingkungan lebih tinggi.
§             Musim
Variasi pola musim di daerah tropik memperlihatkan bahwa diare terjadi sepanjang tahun, frekuensinya meningkat pada peralihan musim kemarau ke musim penghujan.
§             Status Gizi
Status gizi berpengaruh sekali pada diare. Pada anak yang kurang gizi karena pemberian makanan yang kurang, episode diare akut lebih berat, berakhir lebih lama dan lebih sering. Kemungkinan terjadinya diare persisten juga lebih sering dan disentri lebih berat. Resiko meninggal akibat diare persisten atau disentri sangat meningkat bila anak sudah kurang gizi
.
§             Lingkungan
Di daerah kumuh yang padat penduduk, kurang air bersih dengan sanitasi yang jelek penyakit mudah menular. Pada beberapa tempat shigellosis yaitu salah satu penyebab diare merupakan penyakit endemik, infeksi berlangsung sepanjang tahun, terutama pada bayi dan anak-anak yang berumur antara 6 bulan sampai 3 tahun.
§             Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gizi anggota keluarga. Hal ini nampak dari ketidakmampuan ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga khususnya pada anak balita sehingga mereka cenderung memiliki status gizi kurang bahkan status gizi buruk yang memudahkan balita tersebut terkena diare. Mereka yang berstatus ekonomi rendah biasanya tinggal di daerah yang tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga memudahkan seseorang untuk terkena diare.

E.            PENANGGULANGAN DIARE
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya sendiri di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya, kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan lain-lain. Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS. Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited disease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia lamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.
Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudah membaik.
Penatalaksanaan Diare dirumah dengan cara membuat Larutan Gula Garam (LGG)
Bahan dan Alat yang digunakan
ü  Gula pasir sebanyak 1 sendok teh
ü  Garam dapur yang halus sebanyak 1/4 (seperempat) sendok teh
ü  Air hangat atau air teh yang hangat (tidak selagi mendidih) sebanyak satu gelas
ü  Gelas belimbing/ lainnya yang sama ukurannya, dan sendok teh.

Cara membuat larutan gula garam (LGG)
ü  Sebelum membuat, cucilah tangan terlebih dahulu sampai bersih
ü  Tuangkan air masak atau air teh kedalam gelas sebanyak 1 gelas
ü  Masukkanlah gula pasir dan garam menurut takaran yang telah ditentukan
ü  Aduklah sampai gula dan gara larut semua
ü  Minumlah sebanyak anak mau. Bila habis dibuatkan lagi dengan cara yang sama

Cara Membuat Oralit
ü Sediakan satu gelas (200 ml) air yang telah dimasak
ü Masukkan satu bungkus oralit kedalam gelas
ü Aduk sampai larut
Takaran Pemberian Oralit Untuk Penderita Diare
  • Di bawah 1 tahun : 3 jam pertama 1.5 gelas selanjutnya 0.5 gelas setiap kali mencret
  • Di bawah 5 tahun : 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret
  • Anak di atas 5 tahun : 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali mencret
  • Anak diatas 12 tahun dan dewasa : 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret
Pengobatan Diare pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:
Untuk anak umur 1 bulan - 2 tahun berat badan 3 - 10 kg
  • 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
  • 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
  • 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit


Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
  • 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
  • 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
  • 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
  • 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
  • Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
  • Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Untuk bayi berat badan lahir rendah
  • Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
Diare dapat dicegah dengan tindakan sebagai berikut :
ü  Hanya ASI untuk bayi 0 – 6 bulan pertama dan lanjutkan paling sedikit selama 2 tahun.
ü  Berikan makanan dan air minum yang bersih.
ü  Biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan sert sesudah menolong ( merawat ) anak yang diare.
ü  Jaga kebersihan badan dan lingkungan.
ü  Buang air besar di jamban yang sehat.
 










DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius. Hal.288.
Price, Sylvia A. 2003. Patofisiologi  “Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit”. Jakarta : EGC. Hal.255.
Amiruddin, Ridwan,  2004, wordpress, 05 Oktober 2011,
http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/05/24/studi-kasus-kontroll-penanggulangan-diare-jurnal-medika-unhas/,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar