Kamis, 26 April 2012

Askep Asmatikus


A.    KONSEP DASAR MEDIS STATUS ASMATIKUS
a.       Pengertian
           Status asmatikus adalah suatu keadaan darurat madik yang lain, bila tidak diatasi dengan secara cepat dan tepat kemungkinan besar akan terjadi kegawatan medik yakni kegagalan pernafasan. Pada status asmatikus selain spasme otot-otot broncus terdapat pula sumbatan oleh lendir yang kental dan peradangan. Faktor-faktor ini yang terutam menyebabkan refrakternya serangan asma ini terhadap obat-obatan bronkodilator.
b.      Etiologi
1.      Mekanisme pemacu serangan akut terjadi bermacam-macam : alergen, kerja fisik, insfeksi virus pada jalan nafas, ketegangan emosional, perubahan iklim dan beberapa janis obat seperti aspirin.
2.      Ketidakseimbangan modulasi adenergic dan kolinergik dari bronchus.
3.      Sering terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, anak laki-laki sering terkena dari pada anak perempuan.
4.      Biasanya mempunyai alergi dengan kadar IgE meninggi (asma atopik/aksentrik berkaitan dengan keadaan alergi lain sperti eksema fifer).
5.      Asma instrinsik terjadi pada penderita non atopic yang lebih tua.
c.       Patofisiologi
           Banyak faktor pencetus status asmatikus yakni asma berat. Status asmatikus diawali serangan asam biasa, yang dalam perjalannya kemudian resisten terhadap bronkudilator jadi kebanyakan status asmatikus ditimbulkan oleh faktor-faktor pencetus yang biasa seperti :
1.      Infeksi alat pernafasan
·         Bakterial
·          Nonbakterial
2.      Alergen
·         Inhalan : debu rumah, tungau, tepung sari, serpihan binatang, bulu,jamur.
·         Ingestan : susu sapi, telur, ikan, biah-biahan, biji-bijian dan sebagainya.

3.      Kegiatan Jasmani
·         Terutam lari : diperberat bila cuaca dingin
4.      Keadaan emosi
·         Emosi yang meluap
·         Marah, takut
·         Tertawa/menagis
5.      Konflik dalam keluarga
·         Ketegangan di rumah
·         Proteksi yang berlebihan
6.      Cuaca
·         Perubahan cuaca
·         Kabut, angin
·         Cuaca dingin
7.      Lain-lain.
·         Aspirin
·         Anti biotik dan sebagainya
d.      Tanda dan gejala
1.      Gejala yang menonjol,sukar bernafas, yang timbul intermiten dan wheezing pada waktu inspirasi, lebih sering  terutama pada malam hari.
2.      Batuk-batuk dengan lendir yang lengket : kesulitan pada ekspektoransi
3.      Gelisah, usaha bernafas dengan keras.
4.      Bernafas melalui sela-sela bibir
5.      Sianosis
6.      Takipnea
7.      Nadi cepat
e.       Penatalaksanaan
1.      Peroide diatara waktu serangan
a.       Hilangnya penyebab dari lingkungan penderita asma yang alregic
b.      Derivat amniphilin oral.
c.       Beta alfa agonis oral atau inhalasi
d.      Inhalasi kostikostiroid yang tidak diserap, beclometazone
e.       Modifikasi reaksi alergen antibody dengan inhalasi cromolyu
f.       Kostikostiroid oral untuk kasus yang berat
2.      Serangan akut
a.       Hidrasi adekuat sangat penting
b.      Epinefrin subkutan atau simpatomimetik lain sering membantu pada permulaan serangan.
c.       Derivat aminophilin parenteral.
d.      Inhalasi bronkho selektive beta agonis pada serangan ringan.
e.       Serangan yang hebat mungkin memerlukan pengobatan steroid dan dipertahankan untuk jangka waktu lama dengan dosis selektif minimum bila serangan hilang timbul.
3.      Status Asmatikus
a.       Serangan asma yang lama dan berat dapat berbahaya bagi jiwa klien
b.      Harus diberikan pengobatan yang cepat seperti pada serangan akut.
c.       Pengobatan seperti pada searangan akut.
d.      Harus diberikan hiodrokortison secara intar vena.
e.       Terapi O2 mungkin perlu pada penderita yang dapat menahan CO2.
f.       Mungkin memelukan inkubasi endotracheal dan bantuan ventilator.
f.       Prognosis
·         Tergantung pada tipe awal : manifestasi alergik mungkin akan berkurang dengan bertambahnya usia.
·         Pengobatan diantara waktu seranga sering mencegah seranga akut.
·         Status asmatikus tetap merupakan sindrom yang mengancam jiwa pasien.








B.     KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
a.       Aktivitas/Istirahat.
Gejala        :Ketidak mampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernapas.
Tanda        :Keletihan, Gelisah, Kelemahan umum.
b.      Sirkulasi.
Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah.
Tanda : Pucat dapat menunjukkan anemia.
c.       Integritas Ego.
Gejala : peningkatan factor resiko, perubahan pola hidup.
Tanda : Ansietas, ketakutan peka rangsang.
d.      Makanan / cairan.
Gejala : mual, muntah napsu makan menurun / anoreksia ketidak mampuan makan karena stres  pernapasan penurunan berat badan.
Tanda : Tugor kulit buruk, edema dependen, bekeringat, penurunan berat badan.
e.       Higiene.
Gejala : Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan, bantu melakukan aktivitas sehari-hari.
Tanda : Kebersihan kurang memperhatian, bau badan.
f.       Pernapasan
Gejala : Napas pendek, ( timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala menonjol pada emfisema ) khususnya pada kerja : Cuaca atau berulangnya sulit napas ( asma ).
Tanda : Dapat lambat atau biasanya cepat, fase ekspirasi memanjang dengan mendengkur.
g.      Keamanan.
Gejala : Riwayat reaksi alergi atau sensitif terhadap zat atau faktor lingkungan dan adanya
berulangnya infeksi.
h.      Interaksi Sosial.
Gejala : Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, penyakit lama atau ketidakmampuan membaik.
Tanda : Ketidak mampuan membuat atau memperthankan suara karena stres penapasan, keterbatasan mobilitas fisik.
i.        Penyuluhan / Pembelajaran.
Gejala : Pengunaan / penyalah gunaan obat, penapasan kegagalan untuk membaik.
2.      Diagnosa  Keperawatan
1)      Ketidak-efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi kental dan  peningkatan produksi mukus bronkospasme.
2)      Kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, dan pencegahannya
3)      Resiko terjadinya kekambuhan berhubungan dengan keterbatasan informasi yang diterima.
3.      Rencana Tindakan
a.       Ketidak-efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi kental dan  peningkatan produksi mukus bronkospasme.
          Tujuan : Jalan nafas menjadi efektif.Kriteria hasil :
1)      Menentukan posisi yang nyaman sehingga pertukaran gas meningkat.
2)      Dapat mendemonstrasikan batuk efektif dan latihan pernafasan.
           Intervensi:
·         Berikan penjelasan pada klien tentang cara mengeluarkan sputum dan mengencerknnya.
Rasional : Penjelasan dapat membantu klien untuk kooperatif terhadap tindakan perawatan yng diberikan.
·         Berikan masukan cairan hangat + 3000ml/hari sesuai kondisi klien.
Rasional Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret dan mempermudah mengeluarkannya dan dapat menurunkan spasme bronkus.
·         Bantu untuk latihan nafas dalam dan batuk yang efektif
Rasional  nafas dalam memudahkan ekspansi max. paru-paru dan batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas secara alami.
·          Berikan cairan tambahan, oksigen dan nebulizer dengan obat pulmicort tiap 8 jam sehari
Rasional cairan diperlukan untuk mengantikan yang hilang dan memobilisasi sekret untuk mempermudah keluar.
·         Lakukan fisioterapi dada dengan teknik drainage postural, perkusi, dan fibrasi dada.
·         Rasional fisioterapi dada merupakan strategi untuk mengeluarkan sekret.  Berikan obat sesuai program medis.
Rasional melakukan tindakan interdependent.
·         Observasi paru-paru dengan auskultasi sebelum dan sesudah tindakan.
Rasional berkurangnya suara tambahan setelah tindakan menunjukkan keberhasilan.
b.      Kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, dan pencegahannya
          Tujuan : Mengetahui tentang perawatan penyakinya dalam waktu 1 hari.
Kriteria hasil :
1)      Klien mengetahui tentang penyakit dan perawatanya.
2)       Klien mau menerima tindakan yang diberikan.
3)       Klien mau berpartisipasi dan merubah sikap perilaku yang kurang baik untuk penyakit asma.
          Intervensi:
·         Berikan penjelasan tentang perawatannya klien dengan status asmatikus.
·         R/ Penjelasan membantu klien untuk kooperatif dalam tindakan perawatan.
·          Berikan penjelasan tentang pentingnya cairan / minum hangat.
·         R/ Cara yang efektif untuk mengeluarkan sekret.
·         Berikan penjelasan tentang latihan nafas dalam dan batuk yang efektif.
·         R/ Ekspansif paru dapat max. sehingga dapat mencegah dan batuk yang efektif dapat membersihkan jalan nafas sehingga sesak nafas berkurang- hilang.

c.       Resiko terjadinya kekambuhan berhubungan dengan keterbatasan informasi yang diterima.
Tujuan : Tak terjadi kekambuhan (dengan penjelasan 3x).
Kriteria hasil :
1)         Klien mengerti tentang pencegahan penyakitnya,
2)         Klien mau menerima perawatan yang diberikan.
3)         Klien mau merubah sikap perilaku yang kurang baik.
Intervensi:
·         Memberikan penjelasan tentang pencegahan penyakitnya.
·         R/ Penjelasan membantu klien untuk kooperatif dalam perawatan dan tindakan yang diberikan.
·         Berikan penjelasan tentang faktor penyebab kekambuhan, meliputi ventilasi rumah, makanan, allergen dan daya tahan tubuh.
·         R/ Dapat mencegah kekambuhan.
·         Latih pasien untuk nafas dalam dan batuk yang efektif.
·         R/ Nafas dapat meningkatkan ekspansi paru dan batuk yang efektif dapat mengeluarkan sekret secara efektif.
·          Kontrol secara rutin ke pelayanan terdekat.
·         R/ Mencegah terjadinya kekambuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar